Saturday, May 9, 2015

Kedua Kalinya, Mau Sampai Kapan?

Tadinya aku pikir aku menyesal melakukan hal itu, pikir pendekku demikian.

"Tau gitu aku tak akan mau disitu, buat apa juga."

Tapi ternyata salah, harusnya aku bersyukur memilih itu, akhirnya aku ditampar lagi oleh keadaan. 
Keadaan yang bilang kalo omonganku dan juga catatan-catatan kecil dalam setiap buku-buku kecilku adalah palsu. Itu cuma omongan dan kataan yang keliatannya bagus, tapi cuma jadi rongsokan angan-angan tanpa realisasi. 

Alhasil, tiba pada kesimpulan, ini-adalah-kedua-kalinya-aku-gagal-karena-hal-yang-sama.

bukan dua kali, yang kamu sadari baru dua, sisanya? mungkin kamu terlalu bodoh, kata cermin itu.



kamu tidak pernah berubah, lagi, katanya, ia menangis.




Labels:

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home