Friday, June 19, 2015

3 Whats in 30 Days #1

Assalamualaikum Wr. Wb

Bagaimana puasanya hari pertamanya teman-teman sekalian? Sekarang tibalah gue melaporkan daily report Ramadhan gue dalam postingan ini seperti yang sudah gue janjikan pada diri gue sendiri sebelumnya. 

Sebelumnya ada hal yang harus gue curhatkan terlebih dahulu, tbh gue hari ini tidak berpuasa, dan yang pasti you-know-why lah. Cuma masalahnya ini agak sedih, eh tapi gue juga tidak punya hak untuk sedih. Sejatinya hari ini adalah hari ke-7 gue datang bulan di bulan ini. Secara empiris sesuai dengan pengalaman yang dikaitkan dengan berbagai teori durasi datang bulan sejatinya gue belum bersih sepenuhnya dan kemungkinan haid gue untuk keluar lagi di hari ke-7 sangat besar. Dan tadaaa, bener aja ketika tadi sore gue ke kamar mandi untuk pipis sebelum ambil wudhu buat sholat ashar diriku mendapati si reddy itu. Agak gimana-mana gitu ya karena hari sudah sore, ya tapi mau gimana gue pun sejatinya sudah tau bakal terjadi hal seperti ini, cuma ya gue gatel aja pengen puasa, kan hari pertama, ngga seru aja kalau ditanya orang puasa atau ngga udah jawab ngga, kan gaasik.

Yaudahlah ya semoga hikmah puasanya tetap bisa gue ambil dan bisa menjadikan diri gue lebih baik lagi ke depannya, dan tidak berpuasa bukan berarti gue kehilangan Ramadhan gue kan ya, dan juga bukan berarti gue kehilangan kewajiban gue untuk nulis daily report ini, yuk cus langsung aja.

What I Read Today
Setelah  hari Selasa kemarin gue ke toko buku dan membeli dua buku, akhirnya gue hari ini menyudahi bacaan gue yang merupakan salah satu buku yang gue beli hari Selasa tersebut, bukunya agak standar si sebenernya bukan buku yang gimana-gimana gitu (loh kok jadi review buku gitu) tapi nampaknya gue seterusnya bakal menjadikan subjudul ini layaknya review buku ini. Judul bukunya adalah Gandhi The Man karya Eknath Easwaran. Yang bikin akhirnya gue tertarik beli buku ini adalah sinopsis di belakang bukunya disitu tertulis "betapa mengejutkan melihat seorang Gandhi, mentransformasi dirinya dari seorang pengacara muda yang malu-malu menjadi seorang Mahatma, jiwa yang agung." tbh dari berbagai sumber yang sempet gue baca sekelabat soal Gandhi gue ngga tau kalau Beliau adalah seorang pengacara (ehehe mohon maaf) yang gue cukup tahu adalah Beliau tokoh non-violent dan quote yang paling gue suka dari Beliau adalah "Make a Habit of  two things: To help or at least to do no harm." yang sejak sekitar dua tahun lalu jadi motto hidup kedua gue setelah Khairunnas anfa'uhum linnas. Ketika tahu kalau Gandhi dahulu seorang pengacara yang malu-malu (highlighted di kata "malu-malu"-nya) gue merasa harus baca nih buku, karena tbh sekali lagi, selama 6 semester kuliah di FHUI  gue ngga ngerasa sudah cukup percaya diri untuk ngomong di depan publik terlebih soal opini hukum gue, ya kalaupun ngomong opini hukum depan temen-temen masih oke, sama experts? lah sama senior aja gue gemeteran, ehehe. Dan kata-kata "......mentransformasi dirinya......" semakin mewajibkan gue untuk baca buku ini. Di awal-awal baca, gue sempet senyum-senyum sendiri, karena dari banyak paragraf di bab-bab awal gue ngerasa Ghandi itu gue banget (btw bukan di poin dia pengacara malu-malu), di poin apa tebak? Gandhi rupanya tipe orang yang humoris dan suka untuk membuat orang sekitarnya tertawa bersama dia, kayak he loves to make everyone laughs gituu, bahkan di beberapa cerita, banyak orang tertawa karena kesalahan dirinya, dan beliau pun ikut tertawa tanpa merasa sakit hati (ya iyalah, doi hatinya bersih banget kayaknya huhu), di poin ini gue ngerasa ini gue banget (ya gitu lah, amles jelasinnya). Tapi sebenernya gue agak kecewa sama buku ini karena yang paling gue ingin tahu yaitu soal ,transformasi Beliau dari pengacara malu-malu menjadi Mahatma, tidak terjawabkan. Buku ini hanya bermain di tataran filosofis perjalanan hidup Gandhi dengan prinsip Ahimsa dan Satyagraha-nya, tetap bagus memang, tapi gue (as anak hukum yang selalu ditanya "dasar hukumnya mana?") menilai tidak ada sisi teknis yang dijelaskan buku ini karena buku ini tidak menyertakan bukti-bukti fakta yang jelas (hanya melalui foto dengan penjelasan minim). Dan yang paling penting si dari kekecewaan gue ya itu i didnt get what you said  ".....seorang Gandhi, mentransformasi dirinya dari seorang pengacara muda yang malu-malu menjadi seorang Mahatma......"

Where in the world is that "transformation", huh?
Any recommendation, then?


What Makes Me Smile Today
Subjudul ini akan jadi subjudul baper (a.k.a. bawa perasaan) karena ini berkaitan dengan orang tua gue, Mama Papa, para makhluk super taat, pejuang kesayangan, segalanya, paling suka ngeselin tapi kutak sangguh kehilangan kalian (ini aja udah baper). Lebih tepatnya ini soal Papa yang berkaitkan dengan mama. Papa orangnya memang lucu, dia suka ngobrol banyak hal sama anaknya sama semua orang juga, tapi ngga pernah ngobrol soal dirinya sendiri sama orang lain. Jadi kita bisa tahu papa gimana-gimananya lewat tindakan dia kepada orang lain, dan ini yang gue dapatkan. Sejatinya gue tidak ada ditempat kejadian, gue diceritain Uni Vivi soal ini, suatu sore Mama, Papa, Uni habis pergi gitu, sudah mau dekat rumah mereka berhenti di minimarket, untuk beli sesuatu, saat itu mama baru aja tertidur, alhasil mobil diparkir depan mini market dengan mesin dan ac yang masih menyala dan mama di dalamnya. Masuklah Uni dan Papa ke dalam minimarket ini, beberapa menit masuk Papa baru menyadari bahwa kaca jendela mobil tertutup semua (ini gaboleh ya, lihat disini), Papa panik dong dia bilang ke Uni, "Eh itu gimana mama, kenapa-kenapa ngga ya?" "Gapapa, Pa sebentar aja." "Eh beneran ngga papa?" Dan beneran mereka se-sebentar itu, langsung balik ke mobil dan alhamdulillah mama okay. dicentilin dong sama Uni "Sayang banget Pa sama mama." dan ini yang bikin baper, papa jawab ini "Ya iyalah, kalau mama ngga ada nanti Papa sama siapa lagi." diceritain ini gue langsung menitikan air mata, bukan gegara sweet-nya omongan Papa. Subhanallah, semenjak anak-anak Papa Mama gede kesana, kemari punya kehidupan masing-masing, dan rumah jadi sepi banget Mama Papa ngga pernah ngeluh kesepian sama sekali, gue juga inget papa pernah bilang pake bahasa padang "kok dikapik taruih nyo da ka jadi urang." yang artinya kalau anak-anak ngga boleh kemana-mana dia ngga akan berkembang. Gue ngga pernah kepikiran kalau mereka  berjuang satu sama lain saling mengisi kekosongan semenjak ditinggal pergi anak-anaknya untuk berkembang dengan jalannya yang dimau, asli, gue ngga pernah kepikiran sampai kesitu kalau mereka bisa sebegitu dewasanya menerima hidup kalau memang pada akhirnya anak-anak mereka harus dilepas dan mandiri, ngga tinggal sama mereka lagi, subhanallah, ngga pernah keluar dari mulut mereka sekalipun soal tuntutan kepada anaknya untuk tetap disini berbuat ini-itu untuk mereka. Ya Allah, gue harus banyak-banyak bersyukur punya Papa Mama yang seperti ini, you mean the world for me, Pa Ma, Subhanallah. 

What I've Done Today
Sebenernya hari pertama ini gue ngga melakukan hal-hal apapun yang berarti, harusnya ada rencana tertentu gitu yang harus gue lakukan, tapi harus gue pending karena kesalahan gue sendiri ehehe. Tapi akhir-akhri ini (semenjak gue sering banget nginep di Sawangan, aka Rumah Uni) gue mulai mencintai peran gue di rumah ini, yaitu sebagai Lullaby Singer untuk Numan bebi bala-bala keponakan hensem yang paling ucul sejagat. Dua hal yang gue pelajari dari tugas baru gue ini adalah Konsistensi dan Inovasi. Boboin anak kecil yang masih bayi menurut gue ngga mudah, karena dia belum bisa diajak ngobrol dan kita juga ngga paham apa yang dia mau. Pelajaran konsistensi ketika boboin Numan sebenernya sudah gue serap sejak lama, karena memang membuat Numan tertidur itu butuh waktu yang cukup lama dan panjang karena dia sekarang lagi aktif-aktifnya, dia terlihat sayang sama waktunya kalau harus digunakan untuk tidur, walaupun dia sudah mengantuk. Biasanya gue konsisten selama hampir 30 menit gendong Numan sambil goyang-goyang dan mengeluarkan suara-suara aneh dari mulut gue, kemudian dia terhipnotis dan akhirnya terlelap. Beberapa hari yang lalu gue mendapati hal demikian sudah tidak manjur lagi, Numan malah jadi nangis terus setiap kali mau tidur, gue selalu melakukan hal itu, apalagi kayaknya dia tau gitu ketika gue gendong pasti dia harus bobo. Singkat cerita pada suatu malam, Numan nangis-nangis terus ga bisa bobo, mamanya bingung gue pun juga, akhirnya gue beraniin diri aja buat ambil dia, gue ajak dia ngobrol ke dapur liat atap dapur, gue tanya ke dia "Numaan, numan liat cicak ngga?, cicak mana cicak?" saat gue ajak ngobrol itu dia diem terus dia ikutan liat atap seperti berpikir juga dimana cicaknya. Saat itu gue berpikir bahwa sebelum boboin Numan seharusnya gue bikin dia nyaman terlebih dahulu, jangan ucluk ucluk memberikan gerakan yang nyuruh dia bobo, seolah-olah dengan nangisnya dia kita jadi keganggu banget, sedih juga kalau dia merasa kayak gitu, dan malam itu dia berhasil bobo setelah kita ngomongin cicak (ihiy). But, hari ini gue mengaplikasikan si cicak itu lagi, tapi gagal. to conclude, gue harus beinovasi.


babhay.
Janlup sahur nanti ya!

Labels:

Tuesday, June 16, 2015

H-1 Ramadhan 1436 Hijriah

Alhamdulillah, suka cita jelang Ramadhan kembali gue rasakan.
Sidang Isbath beberapa menit yang lalu yang diwakilkan oleh menteri agama Republik Indonesia, menyatakan bahwa 1 Ramadhan:Kamis, 18 Juni 2015, dan itu berarti besok malam kita sudah bisa melaksanakan ibadah sholat Tarawih dan dini harinya sahur, dan berpuasa, dan sampailah kita di bulan Ramadhaan. Yeeeay

Dari kecil dan alhamdulliah sampai sekarang gue masih sangat menyukai bahkan selalu merindukan segala euphoria Ramadhan mulai dari yang paling serius soal target-target ibadah, sampai dengan pritilan kecil yakni seputar bukber dan cerita masa lalu yang melekat di dalamnya, *eheheh *agak modus *ya tapi bener kan? coba siapa yang menanti bulan Ramadhan yang salah satuny untuk ketemu cerita lamanya di bukber, hayoo? gue yakin ngga cuma gue:p

Apapun itu, dan bagaimana pun itu sejatinya memang Ramadhan alhamdulliah masih berkesan spesial buat gue, terlebih lagi dengan segala suasana yang memberikan kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah yang sangat kental terasa, contohnya adalah seputar pengajian di tivi. Pada bulan biasa di luar Ramdhan pengajian di tivi-tivi hanya  ada di weekend dan hanya untuk stasiun tivi tertentu, berbeda pada bulan Ramadhan, setiap hari menjelang maghrib pasti ada Kultum yang membahas seputar kajian kandungan al-quran, hadist tertentu, melalui hal ini  motivasi untuk mencapai target-target ibadah tentu jadi lebih banyak di Ramadhan.

Namun seiring berjalannya waktu dan seiring dengan berkembangnya kesotilan  dan kemalasan gue, gue ngerasa beberapa tahun belakang ini, kualitas Ramadhan gue dari berbagai aspek kebaikan cenderung menurun drastis, kendati kebahagiaan gue akan euphoria Ramadhan tetep ada. Kesukacitaa gue akan Ramadhan beberapa tahun ke belakang seperti layaknya pepesan kosong, keliatan gede tapi ngga ada isinya. Dari luar kesannya gue menanti-nanti Ramadhan banget dan siap untuk mengisi Ramadhan gue untuk hal-hal positif tapi nyatanya banyak target-target ibadah yang missed dan bahkan beberapa ibadah yang dulunya gue targetkan, gue hilangkan begitu aja target-target itu di Ramadhan beberapa tahun ini, nauzubillah.

Setelah sekian tahun berlalu, alhamdulillah masih diingetin sama Allah untuk kembali ke jalanNya gue akan mencoba menghidupkan kembali target-target melakukan hal positif tersebut pada bulan Ramadhan kali ini, syukur-syukur akan kebawa nanntinya ke bulan-bulan setelah bulan Ramadhan ini.

Lalu hubungannya dengan tulisan ini?
Tulisan ini tidak akan gue buat kemudian dengan gue meng-list--kan target-target ibadah gue, ataupun target-target hal positif lainnya, sebenernya harusnya lebih bagus gue tulis disini ya, karena gue patut malu kalau ternyata itu target ngga gue laksanain, Tapiii, mohon maaf lahir dan bathin nyali gue masih terlalu kecil untuk merasa malu yang sedemikian rupa.

Jadi,tadi gue punya ide yang dicetuskan oleh jiwa-jiwa dalam diri gue. Selama 30 hari kedepan blog gue ini akan gue jadikan buku harian gue yang gue targetkan akan gue post satu tulisan setiap harinya sebagai daily report tentang Ramadhan gue tahun ini. Daily Report itu akan gue sebut dengan nama rubrik 3 Whats in 30 Days dan setiap harinya akan gue tulis dengan judul dengan (hashtag)(urutan hari) jadi kayak 3 What in 30 Days #1 untuk hari pertama Ramadhan dan seterusnya. Apa itu 3 Whats?

3 Whats tersebut merupakan konten dari tulisan gue, dimana setiap tulisan tersebut harus berisikan 3 subjudul , yaitu:

What I Read Today
What Makes Me Smile Today
What I've Done Today

Mengapa harus 3 Whats itu?

Konten yang pertama yaitu What I Read Today adalah sebagai pertanggungjawaban gue sebagai makhluk Allah dimana Allah mewajibkan kita sebagai manusia untuk selalu menuntut ilmu, entah itu perempuan ataupun laki-laki (gatel pengen nyebut ini you-know-why gegara isu-isu alay itu), dan gue sangat amat percaya setiap bacaan seseorang itu merefleksikan pribadi orang tersebut, dan senada dengan perkataan gue sebelumnya bahwa motivasi untuk lebih dekat dengan Allah makin banyak ketika Bulan Ramadhan, karena makin banyak orang yang akan mengingatkan betapa besarnya kekuasaan Allah, ini secara langsung akan mengakibat gue pribadi untuk terus menggali segala jenis kekuasaan Allah yang salah satunya adalah soal sifat Allah yang Maha Tahu, lewat ilmu pengetahun yang tersebar di alam semesta ini. Dengan membaca ilmu pengetahuan baru setiap harinya gue pastinya akan merasa betapa tidak tahu apa-apanya gue, dan betapa luasnya semesta alam ini dengan segala jenis kekuasaan Allah yang ada didalamnnya dan setelahnya insyaAllah gue akan terus menggali dan menggali ilmu pengetahuan tersebut sesuai dengan perintah Allah yang sebelumnya sudah gue sebutkan.

Konten yang kedua yaitu What Makes Me Smile Today sejatinya adalah konten nyotek dari tweet-nya Ika Natassa, dia pernah bilang kalau dulu jaman-jamannya SMA dia suka bertukar pesan dengan temannya di akhir hari dan harus menyertakan konten yang demikian. Menurutnya itu adalah wujud syukur kepada Tuhan. Dan gue sangat sependapat dengan itu, apalagi Ka Ika bilang kalau konten tersebut HARUS dinyatakan dalam curhatnya mereka di akhir hari tersebut, walaupun untuk hal kecil sekalipun. Bener banget ngga si, mau gimanapun beratnya hari-hari kita pasti Allah menyertakan hal-hal yang tetap bisa disyukuri, masih bisa tidur di kasur sekalipun adalah hal yang masih harus disyukuri, kan? Sebelumnya gue sudah megaplikasikan hal ini untuk aktivitas sehari-hari gue, tapi senada dengan perkataan gue sebelumnya yang menyatakan bahwa kemalesan gue seberkembang itu, lambat laun hal ini gue tinggalkan (semoga bersyukur benerannya ngga pernah ditinggalkan ya), dan gue rasa bulan Ramadhan ini adalah momentum yang baik untuk kembali melakukan aktivitas ini, syukur-syukur bisa terus gue laksakan yang mungkin bisa melibatkan keluarga, sahabat atau teman-teman gue lainnya, insyaAllah ya.

Konten yang ketiga yaitu What I've Done Today adalah tindak lanjut dari konten pertama, karena Allah dengan begitu kerennya menyatakan bahwa kita sebagai manusia tidak hanya berkewajiban untuk menunut ilmu namun harus mengamalkannya karena sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk manusia lainnya, dan sebenernya dari lama gue sudah menyatakan bahwa tujuan hidup gue adalah untuk bermanfaat bagi banyak orang, tetapi gue merasa bahwa selama ini tujuan hidup gue tersebut sangat amat tidak konkret. InsyaAllah melalui konten ini gue akan mengkonkretkan tujuan tersebut, ya walaupun pastinya lewat hal-hal kecil yang ngga ada apa-apanya dibandingkan yang orang lain lakukan tapi at least gue masih bisa bertanggungjawab setiap hari akan tujuan hidup tersebut dan sebagai langkah awal untuk merealisasikan tujuan hidup gue tersebut dalam skala yang lebih besar lagi.


Sebenernya gue rada takut untuk menuliskan hal-hal yang demikian, takut kalau ternyata tindakan ini bagian dari Riya, sebenernya memang sangat amat dekat dengan konsep Riya dengan gue melakukan ini Tapi gue pribadi memandang ini dari perspektif diri gue sendiri, gue merasa dengan gue menyatakan bahwa gue akan menuliskan hal yang demikian gue akan termotivasi melakukan hal-hal positif setiap harinya. terlebih lagi gue tidak akan mem-publish tulisan ini kemana-mana, kalau memang pada akhirnya ada orang lain yang membaca gue sangat berharap orang tersebut akan melihat dari perspektif gue, sebagai upaya untuk memotivasi gue dan mengikatkan diri gue untuk berkewajiban melakukan hal-hal yang baik setiap harinya, dan memandang bahwa hal ini adalah langkah yang baik untuk gue aplikasikan dalam hidup gue. Tapi, gue kan hanya bisa berharap keputusan selanjutnya ya memang sepenuhnya hak orang tersebut, lah begini aja gue udah kepedean, udah kayak bakal nulis apa aja deh gue hehhe.

Semoga ini bisa menjadi awal yang baik, Aaaamiiin.
Bismillahirrahmannirrahiim


Happy Ramadhan, All!


Labels: