Kasanova
Part 2
Kata
Di hari ke-25 bulan itu, di tengah waktu yang mulai mengusir matahari untuk pergi, dia muncul. Bukan raganya yang seketika hadir menganga, kata demi kata yang terangkai ciptaanyalah yang muncul menemani bulan menyelimuti malam itu.
Dia, si penciptanya, entah berjuang ataupun tak berjuang berhasilkan mengumpulkan serpih aksara-aksara dunia untuk kemudian menjadikannya kata demi kata yang terangkai, nan indah.
Kata demi kata yang terangkai itu mengimplikasikan senyum malu dan tawa kecil setelahnya.
Kata demi kata yang terangkai itu membawa sunyi beranjak, untuk pergi sebentar menemui hiruk di luar sana.
Terangkai apik, yang mengentaskan kagum dan terpesona untuk dia, si penciptanya.
Memaksa butir-butir asa untuk menelisik waktu, menerka kata-kata apalagi yang akan terangkai oleh dia, si penciptanya.
Membawa kita saling terjaga, menelusuri malam.
Di hari ke-25 bulan itu, kata demi kata yang terangkai ciptaannya muncul menemani bulan menyelimuti malam.
Labels: Fiksi Alternatif